Kamis, 15 September 2011

Khasiat Daun Sirsat

Seperti umumnya pengobatan alternatif herbal, khasiat daun sirsak sebagai pilihan pengobatan kanker juga kerap diperdebatkan. Hal ini perlu di maklumi karena umumnya belum banyak hasil penelitian ilmiah yang mendalami bahan-bahan herbal, termasuk daun sirsak ini. Namun biasanya karena pertimbangan biaya, karena faktanya di Negara kita yang kaya hayati ini pengobatan berbahan herbal dapat jauh lebih murah dari pada pengobatan medis, pasien banyak yang mencoba menjalani pengobatan dengan menggunakan bahan herbal. Tanpa didukung penelitian ilmiah yang paripurna, tentunya penggunaan bahan herbal masih semata-mata berdasarkan pengalaman empirik mereka yang pernah mencobanya.
Trubus, majalah hayati terkemuka di negeri ini, pada edisi Maret dan April mengangkat dan mengupas daun sirsak sebagai topik utama. Pembuktian empirik dan penelaahan ilmiah bahan herbal ini didukung oleh pendapat beberapa praktisi medis serta pengalaman dari beberapa orang yang telah merasakan khasiat daun sirsak ini. Berikut ringkasannya.
Daun sirsak vs. kanker otak
Seorang ibu berusia 53 tahun divonis menderita kanker otak dan telah menjalani pengobatan medis, baik obat, operasi maupun kemoterapi. Ketika kondisi si ibu tak kunjung membaik, kerabatnya memberikan ekstrak daun sirsak yang disertai herbal lain seperti sambiloto. Yang terakhir ini dipercaya dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dosisnya saru kapsul tiga kali sehari.
Dilaporkan perkembangan yang signifikan mulai tampak setelah 12 hari mengkonsumsi ramuan herbal tersebut. Si ibu sudah mulai dapat diajak berbicara, bahkan di wawancara, dan dapat menggerakkan tangannya, sesuatu yang tidak mungkin dilakukan saat masih menjalani pengobatan medis.
Daun sirsak vs. kanker usus
Seorang ayah 2 anak menderita kanker usus. Tumor sebesar telur ayam tumbuh di usus besar, menghalangi keluarnya kotoran. Hasil pemeriksaan pascaoperasi menunjukkan kanker usus stadium 3b dan telah menjalar ke paru-paru dan liver. Nilai CEA tinggi, yang menandakan sel kanker kambuh atau menyebar ke organ lain. Perubahan pola hidup yang dilakukan, ramuan herbal tiongkok yang dikonsumsi, dan bahkan 4 kali kemoterapi juga dijalankan, namun semuanya tidak mengubah kondisi pasien. Nilai CEA melambung terus sampai 98ng/ml (normal 5ng/ml) dan trombositpun ikut melorot ke angka 67.000 (normal 150.000).
Dua pekan setelah mengkonsumsi ramuan herbal yang disarankan seorang herbalis, yang mengandung daun sirsak, sambiloto, temu mangga dan kulit manggis, kadar CEA pasien turun drastis jadi 60.66ng/ml dan trombosit naik sampai 74.000. Dan satu bulan kemudian pada tes terakhir, angka CEA tercatat jadi 41.42ng/ml dan trombosit normal. Sampai saat ini pasien tetap mengkonsumsi ramuan tersebut.
Daun sirsak vs. kanker pita suara
Seorang kakek dari 2 cucu mengalami  kanker pita suara stadium 4 tipe supraglotik yang agresif menyebar. Kondisi ini berakhir di meja operasi dengan diangkatnya sang tumor berikut pita suara si kakek. Namun 3 bulan setelah operasi, kembali muncul benjolan sebesar pilus di saluran pernapasan dekat paru-paru. Ternyata benjolan tersebut adalah sel kanker stadium lanjut, yang ditengarai tertinggal sisa operasi sebelumnya, yang mengakibatkan sulit bernapas. Radiologi adalah pengobatan yang disarankan oleh dokter.
Alih-alih menjalani radiologi, awal Juli 2010 pasien berobat pada seorang dokter sekaligus herbalis di Jakarta Barat. Si kakek dianjurkan untuk mengkonsumsi rebusan daun sirsak, 10 lembar daun sirsak dan 2 gelas air, direbus sampai menjadi 1 gelas dan diminum sekali sehari. Setelah 30 hari mengkonsumsi ramuan tersebut, pasien mulai dapat bernapas dengan lega.
Selain ramuan daun sirsak, si kakek juga mengkonsumsi beragam ramuan tradisional seperti sambiloto, keladitikus dan temuputih, semua juga atas saran sang herbalis. Selama pengobatan pasien juga berpantang daging dan ikan air tawar, karena menurutnya daging adalah sumber protein dan energi bagi sel kanker untuk berkembang biak.
Setelah 1-2 bulan menjalani pengobatan herbal, kanker mengecil nyaris lenyap dan cairan getah bening yang dulunya menumpuk di bawah dagu sudah berkurang mendekati normal.
Daun sirsak vs. kanker payudara
Seorang wanita 45 tahun dinyatakan menderita kanker payudara stadium 4, yang sudah menyebar ke organ-organ lain, dan kemoterapi disarankan oleh dokter yang menanganinya. Sang pasien menolak dan memilih jalur herbal yang dianggapnya bisa diandalkan untuk mengendalikan kanker. Namun ramuan herbal China yang dikonsumsinya tidak memperbaiki keadaan. Sampai suatu saat seorang sahabatnya mendapatkan informasi tentang daun sirsak.
Kebetulan dirumah wanita itu ada pohon sirsak, mulailah dia mengkonsumsi air rebusannya. 33 lembar daun sirsak direbus dengan 9 gelas air sampai menjadi 3 gelas, diminum pagi-siang-malam. Diet dan perubahan pola hidup juga dilakukannya. Hasilnya sebulan kemudian benjolan di payudara mengecil dan sel-sel kanker yang telah menyebar ke perut dan tangan menghilang.
Hampir sama dengan yang dialamai seorang wanita 64 tahun dari tanjungpinang. Tahun 2004 didera kanker payudara dan telah diangkat melalui operasi serta menjalani 3 kali kemo. Hasilnya memuaskan karena tidak ada lagi tanda-tanda hadirnya sang kanker, sampai pemeriksaan September 2010 kanker payudaranya dinyatakan kambuh. Lebih buruk lagi dinyatakan stadium 4 padahal sebelumnya hanya di stadium 2.
Atas saran kerabatnya, sambil menjalani kemoterapi, si ibu mengkonsumsi 2 gelas rebusan daun sirsak dan segelas jus sirsak setiap hari. Hasilnya, setelah 6 kali kemo dibarengi konsumsi rutin rebusan daun sirsak, pada Februari 2011, benjolan di payudara, leher dan ketiak sirna.
Dokter dan daun sirsak
dr. Zainal Gani di Malang, Jawa Timur menyarankan pasiennya yang menderita kanker prostat untuk mengkonsumsi hasil rebusan daun sirsak. Karena tak mau repot sang pasien meminta kapsul ekstrak daun sirsak dan mengkonsumsinya 3 kali sehari. Dua bulan kemudian gangguan yang dideritanya lenyap.
dr.  Setiawan Dalimartha di Jakarta, “meresepkan” daun sirsak kepada pasiennya yang menderita kanker nasofaring, bagian hulu tenggorokan yang berhubungan dengan hidung, stadium lanjut. 20 lembar daun dalam 3 gelas air direbus hingga menjadi segelas, diminum sekali sehari. Sebulan kemudian tampak terjadi perbaikan kondisi tubuh dan tumor lenyap tidak teraba.
dr. Paulus Wahyudi Halim di Serpong-Banten, memberikan kombinasi herbal daun sirsak-sambiloto-temulawak dalam kapsul,  kepada pasiennya, seorang ibu 45 tahun, pengidap kanker payudara. Kondisi pasien memburuk bahkan setelah menjalani perawatan kemo di Singapura.  Setelah menjalani pengobatan herbal tersebut secara rutin, kondisinya membaik dan setelah sang pasien memeriksakan diri ke pusat kanker di Singapura, dilaporkan kanker lenyap tak berbekas.
dr. Hardhi Pranata menyarankan rebusan daun sirsak kepada pasiennya yang mengidap kanker payudara stadium 2. Kondis pasien dilaporkan terus membaik.
dr. Erna Cipta Fahmi di Ciputat Tangerang Banten meresepkan sirsak untuk pasien kista dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan ginjal.
Dosis aman daun anti kanker
Herbalis Lina Mardiana menemukan kasus seorang perempuan 62 tahun yang mengkonsumsi air rebusan daun sirsak merasakan panas pada punggung dan leher hingga sulit untuk makan. “Dosisnya terlalu tinggi sehingga menimbulkan rasa panas di tubuh dan kerongkongan kering,” komentarnya.
Pasien tersebut kemudian disarankan Lina untuk merebus 10 lembar daun sirsak direbus dalam 4 gelas air hingga menjadi 3 gelas. Kemudian ditambah 5 lembar daun sirih merah sebagai antibakteri dan garam sepucuk sendok teh. Hasil rebusan untuk diminum dalam sehari dan harus habis.
Prof. Evrizal AM Zuhud, pendiri Pusat Biofarmaka IPB menjelaskan bahwa dosis daun sirsak tidak bisa dipukul rata untuk semua orang dan semua jenis penyakit. “Kandungan acetogenins, zat aktif dalam sirsak yang diklaim mengendalikan kanker pasti berbeda untuk setiap lokasi tumbuh,”  katanya.
“Daun sirsak untuk obat sebaiknya diambil dari tanaman pekarangan yang tumbuh di dataran rendah, sekitar 50m dpl.” Kata Prof. Sumali, guru besar Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia. Itu karena tanaman yang tumbuh di dataran rendah mendapatkan intensitas matahari yang lebih tinggi  sehingga zat aktif lebih banyak terbentuk. “Sebaiknya daun diambil dari pohon sirsak yang sudah berbuah agar zat kimia yang terkandung di dalamnya lebih lengkap,” lanjutnya.
Betulkah daun sirsak obat anti kanker?
Seperti telah dituliskan di awal artikel ini, perdebatan atas sebuah produk herbal akan terus berlangsung sampai munculnya hasil penelitian ilmiah yang lengkap, dan dalam hal ini belum ada untuk daun sirsak. Namun dari hasil liputan majalah Trubus yang telah disarikan diatas, kita dapat sedikit belajar dari pengalaman para pasien dan juga mempertimbangkan pendapat dari para praktisi medis serta tenaga ahli. Semoga dapat membantu untuk Anda yang sedang membutuhkannya.

Buah Pare sebagai Obat Herbal Diabetes


tAnda tidak menyukai pare karena pahitnya? Cobalah baca ulasan berikut, karena pare ternyata mempunyai banyak manfaat bagi tubuh. Jenis sayuran ini banyak dijumpai di seluruh daerah di Indonesia. Pahit rasanya tapi kaya manfaatnya. Pare merupakan jenis sayuran yang tak asing lagi bagi kita. Pare mudah di jumpai mulai dari pasar tradisional hingga di supermarket. Namun mungkin hanya sedikit orang yang memasukkan sayuran ini ke dalam keranjang belanjaannya. Hal ini mungkin karena masih sedikit informasi mengenai khasiat sayuran yang banyak tumbuh di daerah tropis ini.

Khasiat pare selama ini diketahui dari berita yang tersebar dari mulut ke mulut. Sejak zaman dahulu, khasiat pare ini telah diketahui oleh bangsa Cina. Pare digunakan sebagai obat penurun panas, obat diare, dan juga digunakan untuk menangkal keracunan makanan. Berikut ini beberapa manfaat pare bagi kesehatan:

Melawan sel kanker
Penelitian yang dilakukan di Jepang sebagaimana dimuat dalam majalah Kenko edisi September 2003 lalu, membuktikan bahwa pare dapat digunakan untuk melawan sel kanker. Penelitian ini menggunakan tikus sebagai binatang percobaan. Tikus-tikus yang telah diinjeksi sel kanker di dalam perutnya, diberi ekstrak pare untuk mengetahui perkembangan sel kanker.

Hasilnya, ternyata sel kanker yang terdapat di dalam perut tikus berhenti berkembang. Khasiat ini diperoleh dari salah satu kandungan pare, yaitu lesichin yang berfungsi untuk mengaktifkan kerja kekebalan yang berfungsi untuk melawan sel kanker. Namun tidak hanya lesichin saja, akan tetapi khasiat pare sebagai pelawan sel kanker juga karena adanya kandungan zat yang lain pula. Khasiat ini tidak hanya bagi orang yang sudah terkena kanker. Bagi orang yang sehat pun dengan mengonsumsi pare dapat mencegah terkena kanker.

Menurunkan kadar gula
Penelitian ini juga dilakukan pada beberapa ekor tikus percobaan. Tikus-tikus itu diberi pemicu diabetes. Setelah itu, tikus-tikus diberi ekstrak pare lalu diukur gula darahnya. Hasilnya, kadar gula darah pada tikus-tikus itu turun secara bertahap. Penurunan kadar gula ini didapat karena hasil kerja dari zat yang memiliki kesamaan dengan insulin yang terkandung di dalam biji pare. Selain itu, zat protein yang juga terkandung di dalamnya juga berperan dalam penurunan kadar gula dalam darah tersebut.

Zat-zat yang terkandung di dalam daging dan biji pare mempercepat pembongkaran glukosa dan mengubah glukosa yang berlebih menjadi energi. Bila kadar gula dalam darah dalam kondisi rendah dapat dipertahankan, hal ini juga berhubungan dengan pembakaran lemak sehingga dapat dijadikan cara untuk mencegah kegemukan.

Kandungan dan khasiat lain
Khasiat pare tidak hanya seperti yang sudah dijelaskan di atas. Selain serat, pare juga banyak mengandung vitamin C, karotin, dan kalium. Serat bekerja untuk mengatur kondisi di dalam usus dan berfungsi untuk mengatasi sembelit.

Karotin bekerja untuk menjaga kesehatan mata. Karotin dapat meningkatkan aktivitas mata. Dengan kandungan ini, maka pare dapat untuk mengatasi ataupun mengurangi keluhan rabun senja. Sedangkan kalium berfungsi untuk mengatasi pengonsumsian natrium berlebih sehingga berkhasiat untuk mengatasi tekanan darah tinggi.

Vitamin C yang terkandung di dalam 100 gram pare sekitar 120 ml. Vitamin C ini berfungsi untuk menjaga kecantikan kulit, yaitu mencegah kerusakan kulit yang diakibatkan oleh sengatan ultra violet. Itu berarti pare dapat mencegah munculnya noda hitam dan kerutan pada wajah. Selain itu pare juga dapat mengatasi terganggunya nafsu makan terutama pada saat udara terasa panas sehingga pare sangat cocok bila dimasak pada saat musim kemarau.

Dari penelitian yang dilakukan di Jepang itu juga diketahui bahwa biji pare merupakan anti oksidan yang cukup kuat. Anti oksidan bekerja untuk melawan radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas merupakan zat yang dapat menyebabkan luka pada sel dan menyebabkan pengasam, memicu pembentukan sel kanker, mempercepat penuaan, penyumbatan arteri, stroke, penyakit jantung dan lain-lain. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, dibutuhkan antioksidan.

Melihat sedemikian banyak khasiat yang dapat diperoleh dari pare, mungkin mulai sekarang pare akan menjadi sayuran idola. Namun mengingat rasa pare yang pahit, mungkin timbul keengganan untuk mengonsumsi pare setiap hari. Untuk mengurangi rasa pahit buah pare dapat dilakukan dengan merendam atau mencuci irisan buah pare pada air garam. Selain itu cara alternatif untuk mendapatkan khasiat pare tanpa terganggu olah rasa pahitnya yakni dengan dibuat teh. Rasa pahit yang merupakan ciri khas pare tidak akan begitu terasa. Oleh karena teh pare ini juga mengikutsertakan bijinya, maka seluruh zat berkhasiat yang terkandung di dalam biji pare dapat diperoleh dengan maksimal.

Meski memiliki khasiat yang luar biasa, sebaiknya jangan mengonsumsi pare secara berlebihan, terutama untuk wanita hamil, sebaiknya batasi dalam mengonsumsi pare. Karena, pada percobaan yang dilakukan terhadap tikus hamil menunjukkan, pemberian jus pare dapat menimbulkan keguguran. Sebaiknya konsultasikan hal tersebut kepada dokter Anda. (Disadur dari berbagai sumber)

Buncis Membantu Melawan Kencing Manis


PENYAKIT kencing manis atau bahasa keren-nya diabetes melitus banyak
diidap orang Indonesia.. Seorang penderita diabetes melitus memiliki
kadar gula dalam darah yang tinggi sehingga si penderita harus hati-hati
dalam menerapkan pola makan. Dokter pun sering menganjurkan agar
penderita disiplin dalam mengonsumsi obat, berdiet, dan melakukan olah
raga, serta menjauhi stres. Banyak memang obat yang beredar di pasaran
untuk mengobati diabetes tersebut, namun sering harganya mahal karena
bahan-bahannya haruslah diimpor. Bagaimana mau menjauhi stres jika untuk
membeli obat yang harganya selangit saja susah.

Beruntung, kini telah ditemukan obat yang murah meriah dan dapat
diperoleh dengan mudah. Di pasar-pasar tradisional yang becek ketika
hujan dan penuh debu saat musim kemarau, "obat" ini bisa dengan mudah
didapatkan. Di supermarket-supermarket pun ada, tapi kalau mau lebih
murah memang lebih baik memilih di pasar tradisional. Kalau malas
bepergian, kita cukup menunggu tukang sayur yang lewat depan rumah.

Lalu "obat" apa yang murah meriah itu?

Buncis. Ya, tepat. Tanaman yang buahnya mirip kacang panjang, tapi lebih
pendek dan gemuk itu ternyata mampu mengobati penyakit diabetes melitus.
Hal tersebut terungkap dalam disertasi Yayuk Andayani, yang telah
mempresentasikan penelitiannya berjudul "Mekanisme Aktivitas
Antihiperglikemik Ekstrak Buncis pada Tikus Diabetes dan Identifikasi
Komponen Aktif" untuk memperoleh gelar doktor di kampus Institut
Pertanian Bogor (IPB) Darmaga, beberapa waktu lalu.

Dalam penelitiannya, Yayuk menggunakan tikus putih sebagai binatang
percobaan. Tikus putih berusia tiga bulan itu oleh Yayuk diberi perlakuan
induksi diabetes. Artinya, "dengan sengaja" si tikus putih dibuat
mengidap diabetes melitus. Sebelum diinjeksi dengan diabetes, tikus
tersebut telah diberi

ekstrak buncis. Ternyata dalam waktu 30 menit setelah "dengan sengaja"
dibuat menderita diabetes, tekanan gula darah tikus-tikus percobaan
kembali normal, tanpa mengalami penurunan pada tingkat hipoglikemik (di
bawah kadar gula normal-red.).

Timbul pertanyaan, apa sih "kesaktian" buncis sehingga hanya dalam waktu
setengah jam bisa menurunkan kadar gula dalam darah hingga batas normal.

Berdasar analisis Yayuk, di dalam buncis terkandung zat yang dinamakan
B-sitosterol dan stigmasterol. Kedua zat inilah yang mampu meningkatkan
produksi insulin.

Insulin adalah suatu hormon yang dihasilkan secara alamiah oleh tubuh
kita dari organ tubuh yang dinamakan pankreas. Insulin berfungsi untuk
menurunkan kadar gula dalam darah. Seseorang mengalami diabetes melitus
bila pankreas hanya sedikit menghasilkan insulin atau tidak mampu
memproduksi sama sekali.

Ternyata dua zat tadi mampu merangsang pankreas untuk meningkatkan
produksi insulinnya.

Selain dua zat tadi, Yayuk memperoleh data bahwa dari 100 gram ekstrak
buncis terkandung karbohidrat 7,81 persen, lemak 0,28 persen, protein
1,77 persen, serat kasar 2,07 persen, dan kadar abu 0,32 persen.

Bagi dunia kedokteran dan farmasi, penemuan Yayuk ini tentu bisa
dijadikan referensi untuk membuat obat diabetes dengan mengekstrak
buncis. Tentunya banyak keuntungan yang diperoleh, terutama bagi
masyarakat, karena obat diabetes akan lebih murah dan mudah didapat
dengan banyaknya bahan yang tersedia.

Bagi masyarakat, terobosan Yayuk itu bisa melegakan hati banyak orang
pengidap diabetes melitus, khususnya mereka dari kalangan tidak mampu.
Cukup membeli sayur buncis dan memakannya secara teratur, kadar gula
dalam darah bisa turun.

Pengolahannya pun tidak sembarangan. Manfaat buncis lebih terasa bila
dimakan sebagai lalapan. Kalau dimasak dalam bentuk oseng-oseng, dengan
tambahan daging,tentunya sama saja.

Berbahagialah mereka yang kerap makan lalapan buncis. Ternyata selain
manis, buncis juga bisa mencegah dan menghilangkan penyakit kencing
manis. Mau coba?

Rabu, 14 September 2011

Wortel dan avocado larutkan Kolesterol Jahat

Minggu, 27 November 2005
Kolesterol jahat selama ini memainkan peranan yang penting untuk menyumbatkan pembuluh darah. Akibat penyempitan pembuluh darah itu, seseorang bisa secara tiba-tiba terkena stroke atau jantung koroner. Periksa diri bila tubuh mulai terasa pegal-pegal atau kesemutan karena itu bisa menjadi awal adanya penyempitan pembuluh darah.
Upaya mengikis kolesterol jahat tak harus dengan obat-obatan modern. Karena buah dan sayuran yang sudah tak asing lagi bagi keluarga Indonesia, yaitu wortel dan alpukat ternyata memiliki khasiat yang bisa menggelontorkan kolesterol jahat dari dalam tubuh.
Seperti pengalaman Wahyu Sampurna, manajer sebuah perusahaan garmen yang berhasil mengikis kolesterol jahatnya dengan hanya menggunakan wortel dan alpukat. Resepnya itu diperoleh dari seorang sinshe yang ditemuinya berpraktik di daerah Daan Mogot, Jakarta Barat.
Pria berusia 42 tahun ini membuat sendiri sediaan obat alaminya. Caranya, lima buah wortel ukuran sedang dicuci bersih, lalu diblender, kemudian diperas dan disaring. Air hasil saringnya diminum sekaligus. Selanjutnya dua buah alpukat masak dimakan sebagai buah. Wahyu melakukannya terapi bahan alaminya setiap pagi.
Hasilnya sungguh luar biasa. Pada pemeriksaan berkala bulan Agustus lalu, kadar kolesterol totalnya 180 mg/dl dan trigliseridanya 170 mg/dl. Padahal sebelumnya, kadar kolesterol sempat mencapai 270 mg/dl, sedangkan trigliseridanya 350 mg/dl.
Kolesterol adalah unsur penting dalam cairan empedu yang mampu mencernakan lemak dalam semua membran, terutama sel-sel di otak dan sel-sel saraf. Bila berlebihan, kolesterol menimbulkan kerusakan. Kolesterol sendiri berasal dari lemak, yang merupakan zat berguna untuk menjalankan fungsi tubuh. Lemak yang termakan terdiri atas lemak jenuh dan lemak tak jenuh.
Lemak bersama karbohidrat di dalam tubuh akan diproses menjadi suatu senyawa yang disebut asetil koenzim-A. Dari asetil koenzim-A ini membentuk beberapa zat penting, seperti asam lemak, trigliserid, fosfolpid dan kolesterol.
Lemak di dalam darah terdiri atas beberapa jenis, yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Tiga jenis pertama saling berikatan disebut lipid-protein atau lipoprotein. Lipoprotein dibagi menjadi lima bagian, yaitu kilomikron, very low density lippoprotein (VLDL), intermediate density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL).
Dari kelima jenis itu yang penting diketahui adalah LDL, yang sering disebut kolesterol jahat karena efeknya yang arterogenik (mudah melekat pada dinding pembuluh darah), sehingga menyebabkan penumpukan lemak. Sementara HDL adalah kolesterol baik yang memiliki efek antiarterogenik.
Sejumlah tanaman obat terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol maupun trigliserid. Dijelaskan oleh dr Setiawan Dalimartha, ketua II PDPKT (Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur), alpukat membantu proses stabilisasi plak yang sudah terbentuk, sehingga tak mudah pecah.
Alpukat juga kaya serat dan asam lemak tak jenuh tunggal. Kandungan ini mampu menurunkan kadar trigliserid dan kolesterol darah yang tinggi.
Wortel juga mampu menghadang laju kolesterol darah. Tanaman ini mengandung alkaloid, flavonoid, protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi, belerang, vitamin A, B, C dan D, juga betakaroten dan asam lemak tak jenuh ganda. Vitamin C pada tanaman ini berkhasiaat sebagai antioksidan yang melindungi kolesterol LDL dari proses oksidasi.
Lainnya yaitu buah belimbing manis, juga mengandung protein, lemak, kalsium, foffor, besi dan vitamin A, B dan C. Buah ini berkhasiat sebagai antiinflamasi, peluruh kencing (diuretik) dan peluruh air liur (sialagoga).
Berikut resep yang ditawarkan Drs Sudhaswadi Wiryodidagdo, Dosen Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta yang secara impiris turun-temurun sebagai penggelontor kolesterol.
Pertama, alpukat. Bahan: 1/2 - 2 buah alpukat matang. Pemakaian: buah alpukat dimakan begitu saja sebagai buah. Lakukan setiap hari.
Kedua, wortel. Bahan: 5 buah wortel segar ukuran sedang. Pemakaian: wortel dicuci bersih, lalu diblender atau diparut, kemudian diperas dan disaring. Minum airnya sekaligus, lakukan setiap hari.
Ketiga, jamur lingzhi. Bahan: 10 gram jamur lingzhi. Pemakaian: jamur lingzhi dipotong-otong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, airnya diminum sekaligus.
Keempat, rumput laut. Bahan: 30 gram rumput laut kering
Pemakaian: rumput laut digiling menjadi bubuk. Masukkan ke dalam cangkir, lalu seduh dengan air mendidih. Minum air tersebut setiap hari.
Kelima, belimbing manis. Bahan: 2 buah belimbing manis besar. Pemakaian: buah belimbing dimakan setelah makan pagi dan makan malam, masing-masing 1 buah.
Keenam, asam. Bahan: 12 gram daun asam segar. Pemakaian: daun asam dicuci bersih, lalu didihkan dengan air 1 gelas selama 15 menit. Setelah dingin, air disaring lalu diminum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari.
Ketujuh, bawang merah. Bahan: 20 gram bawang merah segar. Pemakaian: Bawang merah diiris tipis-tipis, dimakan bersama nasi. Lakukan 3 kali sehari dengan ukuran yang sama.
Kedelapan, bawang putih. Bahan: 1-2 siung bawang putih. Pemakaian: bawang putih diiris tipis-tipis atau dipipiskan dan dibuat bulatan kecil. Lalu ditelan. Lakukan 2 kali sehari.
Kesembilan, temulawak. Bahan: 3 jari rimpang temulawak segar. Pemakaian: Rimpang temulawak dikupas kulitnya, lalu diparut, tambahkan 3/4 cangkir air panas dan biarkan mengendap. Setelah dingin, endapannya dibuang, airnya diminum. Lakukan setiap hari.
Kesepuluh, buncis. Bahan: 30 gram buncis segar. Pemakaian: buncis dicuci bersih, lalu rebus. Setelah agak layu, buncis diangkat. Rebusan buncis ini dimakan bersama nasi.
Kesebelas, buah murbei. Bahan: 10 gram daun murbei segar. Pemakaian: Duan dicuci, lalu direbus dalam 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, Setelah dingin, disaring dan diminum. Lakukan setiap hari.
Keduabelas, seledri. Bahan: 30 gram akar seledri segar. Pemakaian: Akar seledri dicuci bersih, lalu direbus dengan 2 gelas air bersih hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, air disaring, minum sekaligus.
Ketigabelas, daun sirih. Bahan: 15 lembar daun sirih segar. Pemakaian: Daun dicuci bersih, lali direbus dalam 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, air disaring dan diminum sekaligus. Lakukan setiap hari. (Tri Wahyuni)